Kejadian ini merupakan pengalaman saya pada hari Rabu tanggal16 Desember 2009. Pagi itu seperti biasa saya berangkat ke kampus pukul 07.30, saya di antar oleh teman laki-laki saya kebetulan dia mendapat jadwal kerja siang pada hari itu dan dia bersedia untuk mengantar saya ke kampus. Sampai di kampus saya diberitahukan oleh salah satu teman sekelas ternyata dosen yang mengajar pagi itu tidak masuk di karenakan sakit. Karena tidak ada kelas pagi itu, dan kuliah selanjutnya juga agak siang yaitu jam 13.00, sebagian teman saya ada yang memutuskan pergi ke warnet, ada yang sibuk mengerjakan tugas kelompoknya dan ada juga yang sedang mojok pacaran.
Sebenarnya saya berencana main ke kostan teman, tapi karena tempatnya agak jauh dari kampus, jadi malas dan tidak jadi ke kostan teman saya tersebut. Akhirnya saya menelepon teman yang tadi mengantar saya untuk menemani jalan-jalan pagi itu. Teman saya pun bersedia, akhirnya saya mengajaknya ke Setu babakan selain karena letaknya tidak begitu jauh dari kampus, saya juga sedang ingin makan kerak telor saat itu,hehe.
Di awal perjalanan saya tidak merasakan firasat apa-apa dan begitu pun teman saya. di tengah perjalanan seperti kebiasaannya teman saya mengendarai motornya agak ngebut, dan saya tidak kaget dengan kebiasaan dia membawa motor seperti itu. Sambil jalan kami berbincang-bincang, ketika motor teman saya sedang melaju kencang, tanpa kami sadari di pinggir jalan ada sebuah gerobak yang sedang melintas hendak menyebrang, dengan reflek tema saya berusaha menghindar. Beruntung motor yang kami kendarai tidak sampai jatuh begitupun dengan Si abang yang membawa gerobak tersebut, tetapi saya mengalami luka memar di kaki kiri karena kaki saya terserempet dengan gerobak tersebut. Seketika kaki saya langsung bengkak dan memar, terasa sakit sekali kaki saya pada saat itu, saking sakitnya saya tak dapat menahan air mata karena begitu perihnya luka dan memar di kaki yang saya rasakan.
Teman saya sangat merasa bersalah karena keteledorannya mengendarai motor sampai menyebabkan memar dan luka pada kaki saya. Teman saya membujuk agar saya mau di urut saat itu juga, tapi saya menolak dan saya meminta melanjutkan perjalanan.
Sesampainya di tempat tujuan sayapun kesampaian untuk makan kerak telor pagi itu, meskipun saya sedang mengalami memar di kaki dan terasa sakit. Sambil menikmati pemandangan setu pagi itu, saya duduk di bangku panjang di pinggir setu sambil memijat-mijat kaki yang bengkak dan memar, hingga akhirnya perlahan bengkak di kaki saya mengecil. Siang harinya saya kembali ke kampus untuk mengikuti perkuliahan selanjutnya. Tadinya saya berniat untuk makan siang terlebih dahulu setibanya di kampus nanti. Tetapi saat tiba di kampus saya mendapat kabar dari teman yang sudah terlebih dahulu tiba di kelas bahwa Dosen pengampuh ingin masuk ke kelas saat itu, akhirnya saya pun tidak jadi makan dan saya bergegas ke kelas dengan jalan yang terpincang-pincang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar