Selama periode inflasi, akan
banyak isu-isu berkaitan tentang hal tersebut. Nantinya akan sangat
mempengaruhi pelaporan keuangan dan perubahan harga. Nilai aktiva yang tercatat
sebesar biaya akuisisi awalnya jarang mencerminkan nilai terkininya (yang lebih
tinggi). Nilai aktiva yang dinyatakan lebih rendah menghasilkan beban yang
dinilai lebih rendah dan laba yang dinilai lebih tinggi. Nilai aktiva yang
dinyatakan lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba
yang dinilai lebih tinggi. Dari sudut pandang manajemen, ketidakakuratan ini mendistorsi
proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis, anggaran yang
menjadi dasar pengukuran kinerja, dan data kinerja yang tidak dapat mengisolasi
pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan. Hal tersebut menyebabkan
kenaikan dalam proporsi pajak, permintaan deviden lebih banyak dari pemegang
saham, permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari para pekerja, dan
tindakan yang merugikan dari negara tuan rumah (seperti pengenaan pajak
keuntungan yang sangat besar.
Dan jika perusahaan telah
mendistribusikan labanya maka besar kemungkinan perusahaan tidak dapat
melakukan penggantian aktiva tertentu yang mengalami kenaikan harga karena
kekurangan sumber daya. Penyajian laporan keuangan yang tidak disesuaikan
dengan kemampuan daya beli ini juga akan mempengaruhi pembaca laporan dalam
menginterprestasikan dan membandingkan kinerja oprerasi perusahaan. Jika
pendapatan dicatat sesuai dengan nilai daya beli kini sedangkan biaya dicatat
sebesar daya beli historis akan membuat pengukuran laba yang tidak akurat.
Prosedur akuntansi yang konvensional juga mengabaikan keuntungan dan kerugian
daya beli yang timbul dari kepemilikan kas (atau ekuivalennya) selama periode inflasi
Sekarang kita melihat ulang
secara singkat istilah-istilah konvensional laba perusahaan. Secara
tradisional, laba (yaitu kekayaan yang dapat digunakan) merupakan bagian dari
kekayaan perusahaan (yaitu aktiva bersih) yang dapat ditarik oleh perusahaan
selama suatu periode akuntansi tanpa mengurangi kekayaannya hingga berada di
bawah posisi awal.
Dengan demikian, akuntansi konvensional mengukur laba sebagai jumlah maksimum yang dapat ditarik dari perusahaan tanpa mengurangi jumlah uang yang menjadi modal awalnya. Model daya beli konstan biaya historis menganggap selisih perbedaan ini dengan mengukur laba sehingga perusahaan mampu membayarkan seluruh labanya sebagai deviden, sementara memiliki daya beli pada akhir periode yang sama besarnya dengan awal periode.
Dengan demikian, akuntansi konvensional mengukur laba sebagai jumlah maksimum yang dapat ditarik dari perusahaan tanpa mengurangi jumlah uang yang menjadi modal awalnya. Model daya beli konstan biaya historis menganggap selisih perbedaan ini dengan mengukur laba sehingga perusahaan mampu membayarkan seluruh labanya sebagai deviden, sementara memiliki daya beli pada akhir periode yang sama besarnya dengan awal periode.
Darimana datangnya kerugian moneter? Selama inflasi akan banyak isu-isu tentangnya, perusahaan akan mengalami perubahan kekayaan yang tidak berkaitan dengan kegiatan operasinya. Perubahan ini muncul dari aktiva atau kewajiban moneter, klaim terhadap atau kewajiban untuk membayarkan matauang dengan jumlah yang tetap di masa depan. Aktiva moneter mencakup kas dan piutangusaha, yang umumnya akan kehilangan daya beli selama periode inflasi. Kewajiban moneter mencakup kebanyakan utang, yang umumnya akan menimbulkan keuntungan daya beli selama inflasi. Berkebalikan dengan akuntansi konvesional, laba yang dihitung dengan model daya beli konstan harga historis. Namun demikian, mengambil dana membuat kekayaan perusahaan pada akhir periode menjadi besar, sehingga memberikan kepada perusahaan daya beli yang sama pada akhir periode dengan awal periode.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 SUDUT PANDANG INTERNASIONAL
TERHADAP AKUNTANSI INFLASI
2.1.1 AMERIKA SERIKAT
2.1.1 AMERIKA SERIKAT
Pada tahun 1970, FASB
mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (Statement of Financial
Accounting Standards-SFAS) No. 33 Berjudul ”Pelaporan Keuangan dan Perubahan
Harga”, pernyataan ini mengharuskan perusahaan-perusahaan AS yang memiliki
persediaan dan aktiva tetap yang bernilai lebih dari $125 juta atau total
aktiva lebih dari $1 miliar,untuk selama lima tahun mencoba melakukan
pengungkapan daya beli konstan biaya historis dan daya beli konstan biaya kini.
FASB menerbitkan panduan (SFAS 89) untuk membantu perusahaan yang melaporkan pengaruh pernyataan atas harga yang berubah. Perusahaan pelapor didorong untuk mengungkapkan informasi berikut untuk 5 tahun terakhir :
FASB menerbitkan panduan (SFAS 89) untuk membantu perusahaan yang melaporkan pengaruh pernyataan atas harga yang berubah. Perusahaan pelapor didorong untuk mengungkapkan informasi berikut untuk 5 tahun terakhir :
Penjualan bersih dan pendapatan
operasi lainnya
Laba dari operasi yang berjalan
berdasarkan dasar biaya kini
Keuntungan atau kerugian daya
beli (moneter) atas pos-pos moneter bersih
Kenaikan atau penurunan dalam
biaya kini atau jumlah yang dapat dipulihkan (jumlah kas bersih yang
diperkirakan akan dapat dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan) yang
lebih rendah dari persediaan atau aktiva tetap, bersih dari inflasi (perubahan
tingkat harga umum).
Setiap agregat penyesuaian
translasi mata uang asing, berdasarkan biya kini, yang timbul dari proses
konsolidasi.
Aktiva bersih pada akhir tahun
menurut dasar biaya kini
Laba per saham (dari operasi
berjalan) menurut dasar biaya kini.
Dividen per saham biasa
Harga pasar akhir tahun per
lembar saham biasa
Tingkat Indeks Harga Konsumen
(Consumer Price Index-CPI) yang digunakan untuk mengukur laba dari operasi
berjalan.
Untuk meningkatkan daya banding
data tersebut,informasi dapat disajikan dalam :
Ekuivalen daya beli rata-rata (atau akhir tahun), atau Dollar periode dasar (1967) yang digunakan dalam menghitung CPI.
Ekuivalen daya beli rata-rata (atau akhir tahun), atau Dollar periode dasar (1967) yang digunakan dalam menghitung CPI.
2.1.2 INGGRIS
Komite Standar Akuntansi
Inggris (Accounting Standard Commitee-ASC) menerbitkan Pernyataan Standar
Praktik Akuntansi 16 (Statement of Standards Accounting Practice-SSAP 16),
”Akuntansi Biaya Kini” untuk masa percobaan 3 tahun pada bulan maret 1980. SSAP
16 mengadopsi hanya metode biaya kini untuk pelaporan eksternal . Laporan biaya
kini di Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini,
beserta catatan penjelasan Standar di Inggris memperbolehkan tiga pilihan
pelaporan :
1. Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya historis.
2. Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini.
1. Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya historis.
2. Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini.
3. Menyajikan akun-akun biaya
kini sebagai satu-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi biaya historis
yang memadai. Dalam
perlakuan keuntungan dan kerugian terkait dengan pos-pos moneter SSAP 16
mengharuskan dua angka, yang keduanya mencerminkan pengaruh perubahan harga
spesifik, yaitu :
Penyesuaian modal kerja moneter (Monetary Working Capital Adjustment-MWCA), mengakui pengaruh perubahan harga khusus terhadap total jumlah modal kerja yang digunakan oleh perusahaan dalam operasainya.
Mekanisme penyesuaian, memungkinkan pengaruh perubahan harga spesifik terhadap aktiva non moneter perusahaan (seperti depresiasi, harga pokok penjualan, dan modal kerja moneter). Mekanisme penyesuaian mengakui bahwa laporan laba rugi tidak memerlukan biaya penggantian tambahan aktiva operasi sejauh aktiva tersebut didanai melalui utang.
Penyesuaian modal kerja moneter (Monetary Working Capital Adjustment-MWCA), mengakui pengaruh perubahan harga khusus terhadap total jumlah modal kerja yang digunakan oleh perusahaan dalam operasainya.
Mekanisme penyesuaian, memungkinkan pengaruh perubahan harga spesifik terhadap aktiva non moneter perusahaan (seperti depresiasi, harga pokok penjualan, dan modal kerja moneter). Mekanisme penyesuaian mengakui bahwa laporan laba rugi tidak memerlukan biaya penggantian tambahan aktiva operasi sejauh aktiva tersebut didanai melalui utang.
2.1.3 BRASIL
Akuntansi inflasi yang
direkomendasikan di Brasil mencerminkan dua kelompok pilihan pelaporan, yaitu:
Hukum Perusahaan Brasil Menyajikan ulang akun-akun aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang diakui oleh pemerintah federal untuk mengukur devaluasi mata uang lokal
Komisi Pengawas Pasar Modal Brasil Mewajibkan metode akuntansi untuk perusahaan-perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di depan publik harus mengukur ulang seluruh transaksi yang terjadi dalam suatu periode dengan menggunakan mata uang fungsionalnya. Pada akhir periode, indeks tingkat harga umum yang berlaku mengubah unit daya beli umum menjadi unit mata uang lokal nominal. Juga :
Persediaan dikategorikan sebagai aktiva non moneter dan diukur ulang dengan menggunakan mata uang fungsional.
Pos-pos moneter yang tidak dikenakan bunga dengan masa jatuh tempo yang melebihi 90 hari didiskontokan menjadi nilai kini untuk mengalokasikan keuntungan dan kerugian inflasi yang terjadi ke dalam periode akuntansi yang memadai.
Hukum Perusahaan Brasil Menyajikan ulang akun-akun aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang diakui oleh pemerintah federal untuk mengukur devaluasi mata uang lokal
Komisi Pengawas Pasar Modal Brasil Mewajibkan metode akuntansi untuk perusahaan-perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di depan publik harus mengukur ulang seluruh transaksi yang terjadi dalam suatu periode dengan menggunakan mata uang fungsionalnya. Pada akhir periode, indeks tingkat harga umum yang berlaku mengubah unit daya beli umum menjadi unit mata uang lokal nominal. Juga :
Persediaan dikategorikan sebagai aktiva non moneter dan diukur ulang dengan menggunakan mata uang fungsional.
Pos-pos moneter yang tidak dikenakan bunga dengan masa jatuh tempo yang melebihi 90 hari didiskontokan menjadi nilai kini untuk mengalokasikan keuntungan dan kerugian inflasi yang terjadi ke dalam periode akuntansi yang memadai.
Penyesuaian neraca
direklasifikasikan juga ke dalam pos-pos terkait dalam laporan laba rugi.
2.2 BADAN STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL
2.2 BADAN STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL
Secara khusus, laporan keuangan
suatu perusahaan yang melakukan pelaporan dalam mata uang perekonomian
hiperinflasi,apakah didasarkan pada kerangka penilaian biaya historis atau
biaya kini,harus disajikan ulang sesuai dengan daya beli konstan pada tanggal
neraca. Keuntungan atau kerugian daya beli yang terkait dengan posisi kewajiban
atau aktiva moneter bersih dimasukan ke dalam laba kini.
Perusahaan yang melakukan pelaporan juga harus mengungkapkan:
Perusahaan yang melakukan pelaporan juga harus mengungkapkan:
Fakta bahwa penyajian ulang
untuk perubahan dalam daya beli unit pengukuran telah dilakukan.
Kerangka dasar penilaian aktiva yang digunakan dalam laporan keuangan utama (yaitu penilaian biaya historis atau biaya kini). Identitas dan tingkat indeks harga pada tanggal neraca,beserta dengan perubahannya selama periode pelaporan. Keuntungan atau kerugian moneter bersih selama periode tersebut.
2.3 ISU – ISU MENGENAI INFLASI
Kerangka dasar penilaian aktiva yang digunakan dalam laporan keuangan utama (yaitu penilaian biaya historis atau biaya kini). Identitas dan tingkat indeks harga pada tanggal neraca,beserta dengan perubahannya selama periode pelaporan. Keuntungan atau kerugian moneter bersih selama periode tersebut.
2.3 ISU – ISU MENGENAI INFLASI
2.3.1 Keuntungan dan Kerugian
Inflasi
Di Amerika Serikat Keuntungan
dan kerugian pos-pos moneter ditentukan dengan menyajikan ulang dalam dolar
konstan, saldo awal dan akhir, serta transakasi dalam,seluruh aktiva dan
kewajiban moneter (termasuk utang jangka panjang). Angka yang dihasilkan
diungkapkan sebagai pos terpisah.
Di Inggris , keuntungan dan kerugian pos-pos moneter dipisahkan menjadi modal kerja moneter dan mekanisme penyesuaian. Kedua angka tersebut ditentukan melalui perubahan harga khusus. Mekanisme penyesuaian mengindikasikan manfaat (atau biaya) kepada para pemegang saham yang berasal dari pembiayaan utama selama suatu periode perubahan harga. Angka-angka ini ditambahkan atas (dikurangi dari) laba operasi biaya kini untuk menghasilkan ukuran kemakmuran yang dapat dihapuskan,yang disebut sebagai “Laba Biaya Kini Teratribusi Kepada Pemegang Saham”.
Tujuan akuntansi inflasi adalah untuk mengukur kinerja suatu perusahaan dan memungkinkan setiap orang yang tertarik untuk mengukur jumlah,waktu,dan kemungkinan arus kas masa depan. Suatu perusahaan dapat mengukur penguasaannya terhadap barang dan jasa tertentu dengan menggunakan indeks untuk mengukur keruntungan dan kerugian moneter.
Di Inggris , keuntungan dan kerugian pos-pos moneter dipisahkan menjadi modal kerja moneter dan mekanisme penyesuaian. Kedua angka tersebut ditentukan melalui perubahan harga khusus. Mekanisme penyesuaian mengindikasikan manfaat (atau biaya) kepada para pemegang saham yang berasal dari pembiayaan utama selama suatu periode perubahan harga. Angka-angka ini ditambahkan atas (dikurangi dari) laba operasi biaya kini untuk menghasilkan ukuran kemakmuran yang dapat dihapuskan,yang disebut sebagai “Laba Biaya Kini Teratribusi Kepada Pemegang Saham”.
Tujuan akuntansi inflasi adalah untuk mengukur kinerja suatu perusahaan dan memungkinkan setiap orang yang tertarik untuk mengukur jumlah,waktu,dan kemungkinan arus kas masa depan. Suatu perusahaan dapat mengukur penguasaannya terhadap barang dan jasa tertentu dengan menggunakan indeks untuk mengukur keruntungan dan kerugian moneter.
2.3.2 Keuntungan dan Kerugian Kepemilikan Akuntansi untuk biaya kini membagi total laba menjadi dua bagian:
Laba operasi (perbedaan antara
pendapatan kini dan biaya kini sumber daya yang dikonsumsi) dan
Keuntungan yang belum direalisasi yang timbul dari kepemilikan aktiva nonmoneter dengan nilai pengganti yang meningkat bersamaan dengan inflasi. Kenaikan dalam biaya penggantian aktiva operasi (yaitu proyeksi arus kas keluar yang lebih tinggi untuk mengganti peralatan) bukanlah suatu keuntungan,baik itu direalisasi atau tidak. Apabila laba berbasis biaya kini mengukur perkiraan kekayaan perusahaan yang dapat digunakan,maka perubahan biaya kini persediaan,aktiva tetap dan aktiva operasi lainnya merupakan revaluasi ekuitas pemilik,yang adalah bagian dari laba yang harus disimpan oleh perusahaan untuk mempertahankan modal fisiknya (kapasitas produktifnya).
Aktiva yang dimiliki untuk spekulasi, seperti lahan kosong atau surat berharga yang dapat dipasarkan,tidak perlu diganti untuk mempertahankan kapasitas produktif. Dengan demikian, jika penyesuaian biaya kini mencakup pos-pos ini,kenaikan atau penurunan ekuivalen biaya (nilai) kininya (hingga sebesar nilai yang dapat direalisasikan) harus dinyatakan langsung dalam laba.
2.3.3 Akuntansi untuk Inflasi di Luar Negeri
Keuntungan yang belum direalisasi yang timbul dari kepemilikan aktiva nonmoneter dengan nilai pengganti yang meningkat bersamaan dengan inflasi. Kenaikan dalam biaya penggantian aktiva operasi (yaitu proyeksi arus kas keluar yang lebih tinggi untuk mengganti peralatan) bukanlah suatu keuntungan,baik itu direalisasi atau tidak. Apabila laba berbasis biaya kini mengukur perkiraan kekayaan perusahaan yang dapat digunakan,maka perubahan biaya kini persediaan,aktiva tetap dan aktiva operasi lainnya merupakan revaluasi ekuitas pemilik,yang adalah bagian dari laba yang harus disimpan oleh perusahaan untuk mempertahankan modal fisiknya (kapasitas produktifnya).
Aktiva yang dimiliki untuk spekulasi, seperti lahan kosong atau surat berharga yang dapat dipasarkan,tidak perlu diganti untuk mempertahankan kapasitas produktif. Dengan demikian, jika penyesuaian biaya kini mencakup pos-pos ini,kenaikan atau penurunan ekuivalen biaya (nilai) kininya (hingga sebesar nilai yang dapat direalisasikan) harus dinyatakan langsung dalam laba.
2.3.3 Akuntansi untuk Inflasi di Luar Negeri
FAS 89, yang mendorong (dan
bukan lagi mengharuskan) perusahaan untuk memperhitungkan perubahan harga,
masih meninggalkan permasalahan yang masih belum terselesaikan dalam dua
tingkatan :
1) perusahaan mungkin terus mempertahankan nilai aktiva nonmoneter berdasarkan biaya historisnya (disajikan ulang untuk perubahan tingkat harga umum) atau menyajikan ulang berdasarkan ekuivalen biaya kini.
1) perusahaan mungkin terus mempertahankan nilai aktiva nonmoneter berdasarkan biaya historisnya (disajikan ulang untuk perubahan tingkat harga umum) atau menyajikan ulang berdasarkan ekuivalen biaya kini.
2) perusahan yang memilih untuk
menyediakan data biaya kini tambahan atas operasi luar negeri memiliki dua
metode pilihan dalam mentranslasikan dan menyajikan ulang akun-akun luar negeri
dalam dolar AS.
Investor memerlukan laporan
keuangan yang disesuaikan dengan tingkat harga spesifik dan bukan tingkat harga
umum. Karena penyesuaian tingkat harga spesifik (model biaya kini yang kita
gunakan) menentukan jumlah maksimum yang dpat dibayarkan oleh perusahaan
sebagai dividen (kekayaan yang dapat dibagikan) tanpa mengurangi kapasitas
produktifnya. Menyajikan
ulang baik akun-akun perusahaan luar negeri dan domestik menjadi ekuivalen
harga kini akan menghasilkan informasi yang relevan dengan keputusan. Informasi
ini memberikan kesempatan kepada investor untuk memperoleh informasi sebanyak
mungkin yang menyangkut dividen masa depan.
2.3.4 Menghindari Kejatuhan Ganda
Pada saat menyajikan ulang
akun-akun luar negeri terhadap inflasi di luar negeri, seseorang harus
berhati-hati untuk menghindari apa yang disebut sebagai kejatuhan ganda.
Masalah ini muncul karena inflasi lokal langsung berpengaruh terhadap kurs yang
digunakan dalam translasi.
Penyesuaian inflasi terhadap harga pokok penjualan atau beban depresiasi dimaksudkan untuk mengurangi basarnya laba “sebagaimana yang dilaporkan” untuk menghindari penilaian lebih laba bersih. Namun demikian,karena pengaruh hubungan terbalik antara inflasi lokal dan nilai mata uang,perubahan kurs valuta asing di antara laporan keuangan yang berurutan,yang umumnya disebabkan oleh inflasi, menyebabkan timbulnya sebagian pengaruh inflasi terhadap hasil operasi perusahaan “sebagaimana yang dilaporkan”. Untuk menghindari proses penyesuaian terhadap pengaruh inflsi sebanyak dua kali, penyesuaian inflasi harus memperhitungkan kerugian translasi yang sudah tercermin dalam hasil “sebagaimana yang dilaporkan” dari suatu perusahaan.
Penyesuaian inflasi terhadap harga pokok penjualan atau beban depresiasi dimaksudkan untuk mengurangi basarnya laba “sebagaimana yang dilaporkan” untuk menghindari penilaian lebih laba bersih. Namun demikian,karena pengaruh hubungan terbalik antara inflasi lokal dan nilai mata uang,perubahan kurs valuta asing di antara laporan keuangan yang berurutan,yang umumnya disebabkan oleh inflasi, menyebabkan timbulnya sebagian pengaruh inflasi terhadap hasil operasi perusahaan “sebagaimana yang dilaporkan”. Untuk menghindari proses penyesuaian terhadap pengaruh inflsi sebanyak dua kali, penyesuaian inflasi harus memperhitungkan kerugian translasi yang sudah tercermin dalam hasil “sebagaimana yang dilaporkan” dari suatu perusahaan.
BAB III
PENUTUP
Eksistensi level yang signifikan dari inflasi dan perubahan harga di banyak Negara mempengaruhi kebutuhan dan kegunaan sistem akuntansi inflasi yang mungkin tetap akan menjadi subjek dari banyak kontroversi di dalam meramalkan masa depan. Walaupun akuntansi General Purchasing Power (daya beli umum) telah digunakan di beberapa negara Amerika Latin yang berinflasi tinggi, tidak ada contoh standar akuntansi biaya sekarang atau regulasi di Inggris dan Amerika Serikat di tingkat nasional yang selamat dari akuntansi inflasi pada pertengahan 1989. Meskipun begitu, beberapa perusahaan Eropa membuat pengungkapan nilai sekarang secara sukarela. Kontroversi, hal ini masih mengelilingi banyak aspek akuntansi biaya sekarang, khususnya dengan perubahan perlengkapan dan pemerolehan dan kerugian pos-pos moneter. Masalah lainnya termasuk penggunaan indeks, khususnya tambahan luar negeri,dan verifikasi biaya sekarang perusahaan industri yang mengalami perubahan teknologi dengan cepat.
Memberikan kepentingan baru dalam Current Value Accounting atau wajar, diharapkan akan ada beberapa percobaan lebih lanjut pada variasi jenis sistem akuntansi perubahan harga. Dan juga ada penilaian pertumbuhan dari lingkungan dimana pendekatan alternatif mungkin atau tidak mungkin dapat dilakukan dalam pengukuran laba dan aktiva. Kegunaan output atau harga yang menjual dalam konteks perubahan harga, khususnya dengan nilai atau properti dan investasi, juga bisa dinilai dengan lebih baik. Dan ada juga kesempatan - kesempatan menggunakan sumber informasi yang relevan seperti pada arus kas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar